Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih banyak dijumpai di negara tropis, termasuk Indonesia. Seringkali gejala DBD tampak mirip dengan gejala penyakit lainnya seperti tifus, campak, ISPA dan penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk seperti Zika dan Chikungunya. Kemiripan gejala ini terkadang membuat penanganan pada DBD menjadi terlambat. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan yang tepat untuk dapat mendiagnosis penyakit ini dengan tepat.
Gejala penyakit DBD
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Pada penyakit demam berdarah ringan, gejala yang muncul mirip dengan penyakit flu yaitu demam dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Namun jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, demam berdarah juga dapat berkembang menjadi kondisi yang serius dan memicu sindrom syok dengue yang dapat menyebabkan kematian.
Beberapa gejala awal demam berdarah dengue yang perlu diwaspadai antara lain:
- Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius dan berlangsung antara 2-7 hari
- Muncul ruam dan bintik merah di kulit
- Nyeri pada otot, persendian dan di balik bola mata
- Sakit perut
- Mual dan muntah
Jika Anda mengalami gejala di atas, maka segera periksakan diri ke dokter. Umumnya dokter akan melihat beberapa ciri klinis lainnya baru kemudian menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan DBD.
Jenis pemeriksaan darah untuk pemeriksaan DBD
DBD adalah penyakit yang menyerang darah, karenanya diperlukan pemeriksaan darah untuk memeriksa beberapa komponen darah seperti hemoglobin, hematokrit, trombosit, plasma darah dan leukosit. Beberapa jenis pemeriksaan darah untuk demam berdarah dengue antara lain:
1. Tes darah lengkap
Dalam pemeriksaan darah lengkap, seluruh komponen darah Anda akan dihitung. Normalnya, seseorang memiliki kadar trombosit di kisaran 150.000 hingga 250.000 per mikroliter arah. Apabila kadar trombosit berada di bawah 100.000, maka dapat dikatakan Anda positif demam berdarah. Umumnya trombosit mulai turun pada hari ke-3 atau ke-4.
Namun hasil pemeriksaan ini bukanlah indikator utama pada demam berdarah. Jika tidak ada tanda dan gejala demam berdarah lain yang khas, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani tes penunjang lainnya.
2. Tes NS1
Tes NS1 bertujuan untuk mendeteksi protein NS1 dari virus dengue. Ketika seseorang terinfeksi demam berdarah, maka virus akan mengeluarkan protein NS1 ke dalam darah. Apabila hasil tes NS1 mendeteksi adanya protein tersebut dalam darah, maka Anda dapat dikatakan positif DBD.
Protein NS1 dapat dideteksi pada fase awal dari infeksi virus yang terjadi pada 0-2 hari pertama munculnya gejala. Setelah hari ketujuh, tes NS1 tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan DBD.
3. Tes serologi
Tes serologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi timbulnya antibodi pada penderita DBD. Salah satu tes yang bisa dilakukan adalah tes MAC ELISA (IgM Antibody Capture Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dengan cara penangkapan antibodi IgM pada plat mikrotiter mengunaan antibodi anti-IgM manusia dengan penambahan antigen virus dengue. Antibodi ini biasanya baru terbentuk beberapa hari setelah infeksi sehingga tes serologi dilakukan pada hari kelima setelah munculnya gejala.
Pemeriksaan di atas dilakukan untuk menegakkan diagnosis demam berdarah. Pemeriksaan penunjang umumya tidak dilakukan bersamaan, namun sesuai perkembangan kondisi pasien. Apabila Anda dinyatakan positif demam berdarah, dokter akan merekomendasikan pengobatan dan rawat inap apabila dibutuhkan. Semakin cepat penyakit DBD ditangani maka penanganan akan semakin cepat dan meminimalisir risiko komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.
- dr Anita Larasati Priyono